Pelajaran yang Saya Dapatkan Saat Memberikan Mentorship Frontend

Lesson Learned Okt 16, 2020
Web MOFON (Mentorship Frontend)

Awal September 2020 adalah salah satu keputusan mendadak yang pernah aku lakukan. Keputusan dimana aku tiba-tiba merasa terpanggil untuk menyebarkan agama pengetahuanku mengenai Frontend, yang berfokus pada slicing desain. Kalau tidak salah, hal itu berawal dari postingan salah seorang peternak lele yang memberikan biaya pelatihan lele.

Tweet pada 10 September

Berawal dari hal tersebut, sayapun berkeinginan untuk membuat mentorship frontend. Karena, saya merasa orang-orang awal seperti saya dahulu lebih membutuhkan bimbingan, arahan untuk belajar mengenai mentorship frontend daripada hanya sekedar menonton video dari Youtube / tulisan dari internet. Sehingga, saya berpikir untuk membuat mentoring kepada teman-teman yang membutuhkan bantuan dalam belajar frontend.

Setelah menuliskan tweet tersebut, saya tidak berharap banyak akan ada anak-anak yang mendaftar. Walaupun begitu, saya mencoba untuk menyebar luaskan informasi ini di Twitter dan Quora Indonesia.

Benar saja, kurang dari satu minggu setidaknya ada 15 anak yang mengirimkan pesan kepada saya untuk berminat mendaftar. Walaupun begitu, saya hanya mengambil 10 anak untuk melakukan mentorship. Saat pendaftaran sudah penuh, saya pun mulai menyusun materi, silabus dan mempersiapkan alat.


Lantas, apa saja yang bisa saya pelajari dalam 1 Bulan mentorship ini?

Alat Penunjang

Ya, sebelum adanya mentorship frontend ini, saya menggunakan Headseat yang memiliki suara mic dengan kualitas cukup buruk. Ini membuat saya sedikit frustasi karena saat direkam maupun saat webinar, suara yang dihasilkan menjadi lebih cempreng. Sejujurnya, suara saya aslinya cempreng makanya saya semakin frustasi. Akhirnya saya putuskan untuk membeli Headseat baru, yaitu dBE GM200 setelah melihat review di

Tentu saja, saya membelinya di Tokopedia. Tautan toko ada disini YES PC. Pembelian Headseat tersebut membuat saya senang, karena suara yang dihasilkan lebih baik daripada headseat saya sebelumnya.

Pemilihan Platform Berpengaruh

Platform yang saya maksud, bukan hanya platform untuk komunikasi tetapi juga untuk melakukan webinar dan mentorship. Saat melakukan Webinar, saya melakukan uji coba terhadap Google Meets dan Discord. Hasilnya?

Google Meets :

  • Koneksi baik. Tidak ada halangan dalam menangkap video
  • Kadang, video yang dihasilkan atau saat transisi pecah-pecah. Sehingga saat webinar dan transisinya terlalu cepat akan tidak kelihatan

Discord :

  • Pelanggan Indihome / Speedy tidak bisa mendapatkan sinyal yang baik apalagi menggunakan server discord singapura
  • Walaupun sudah mengganti dengan server Hongkong, ada 1 - 2 mentee yang masih terputus putus

Untuk mentorship 1:1, saya tidak menggunakan kedua platform tersebut. Melainkan menggunakan Zoom. Karena kualitas Zoom kalau menurut saya lebih baik daripada kedua platform tersebut dan apabila hanya untuk 1:1, tidak dibatasi waktu.

Membangun hubungan / kedekatan dengan mentee

Tujuan saya, sekali lagi adalah untuk membantu temen-temen dalam mengenal frontend dan membantu mereka. Makanya saya memilih menggunakan jargon "mentorship" daripada Webinar / Bootcamp / Workshop. Oleh karenanya, saya mencoba membangun kedekatan dengan mentee. Lebih tepatnya, menganggap mereka sebagai adek tingkat, teman dan berusaha untuk menghilangkan sekat stranger internet.

Yah, mungkin karena saya adalah tipikal orang SKSD, maka sedikit mampu untuk membangun kedekatan ini sehingga mereka lebih terbuka bila menemukan masalah / problem dan berakhir mau melakukan mentorship 1:1

Masih sedikit partisipasi mentee dalam tugas dan survey

Sayangnya, saya masih memiliki masalah, yaitu rendahnya partisipasi mentee dalam mengerjakan tugas maupun dalam melakukan appointment 1:1. Mungkin, kedepan saya akan mencoba untuk lebih aktif terkait dengan tugas dan memonitoring mentee sehingga bisa terjalin komunikasi dua arah. Ya, semoga saja dengan begini partisipasi mentee dalam tugas dan survey bisa meningkat.

Mempertanyaan diri sendiri atas pemahaman fundamental

Terakhir, yang paling terasa adalah mengkoreksi diri sendiri. Sejujurnya dalam beberapa menit / detik saat webinar. Saya merasakan kalau saya sedikit gagap dalam menerangkan materi dan ketakutan saya apabila materi yang saya sampaikan ada yang salah. Tentu saja , sebelumnya saya juga belajar mengenai fundamental tapi ada sebagian diri saya yang selalu mengingatkan untuk berhati hati dalam berucap.


Akhir kata, masih banyak hal yang bisa saya tingkatkan dalam menjalankan program Mentorship Frontend Development ini. Kedepan, setelah akhir setiap Batch MOFON, saya akan mencoba melakukan evaluasi pada diri sendiri. Apa saja yang kurang dan apa saja yang bisa ditingkatkan.

Terima Kasih

Tag

Faldi

Manusia pada umumnya

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.